Kehilangan..
Kehilangan bukan hal yang asing bagi saya, sepertinya begitu. Apalagi saya sudah kehilangan kedua kakek, nenek, dan beberapa orang yang ada di sekitar saya. Saya baru saja mengalami kehilangan, berbeda dengan kehilangan saya yang lainnya, ntahlah. Saya kehilangan sahabat. Bukan kehilangan karena kami berselisih hanya karena berbeda pendapat, saya kehilangan sahabat untuk selamanya.
Semarang, Minggu 23 April 2017.
Kegiatan pagi itu berjalan seperti biasanya, saya bangun agak sedikit siang karena saya sedang berhalangan. Tidak ada kegiatan rutin yang harus saya kerjakan pagi itu, hanya mungkin membantu bunda karena sedang ada pesanan kue. Setelah bangun tidur dan membereskan kamar, saya bersandar di kasur sambil bermain hp, melihat beberapa chat di dan ada salah satu chat dari sahabat saya, Dhinda. Pagi itu chat dari Dhinda cukup banyak. Mulai dari mengucapkan bunda ulang tahun, membangunkan saya sholat malam, dan meminta doa karena pagi itu dia akan melakukan tes STAN. Setelah beberapa kali saling membalas, Dhinda pamit berangkat, saya pun ke dapur untuk membantu bunda.
Setelah membantu bunda, saya kembali ke kamar untuk membuka chat yang ada di hp. Ada beberapa pesan, tetapi yang paling membuat saya heran adalah ada pesan dari kakak kelas saya sewaktu SMA, Mba Corina. Chat dari dia adalah mengabarkan bahwa Dhinda meninggal pagi ini. Percayalah, saya tidak ada pikiran yang mengarah pada Dhinda yang dimaksud oleh Mba Corina adalah Dhinda sahabat saya. Setelah saya telfon Mba Corina dan memastikan tentang kabar tersebut, ternyata benar. Dhinda meninggal tadi pagi saat perjalanan ke tempat tes.
Saat itu juga saya hanya bisa duduk lemas, bingung harus berbuat apa, diam selama beberapa waktu, tidak, saya bahkan tidak menangis. Saya seperti orang bingung, saya masih tidak percaya. Sampai akhirnya saya berlari ke dapur dan memeluk bunda. Disanalah saya menangis sampai se isi rumah kaget. Pikiran saya kalut, saya bingung apa yang harus saya lakukan. Semua menenangkan saya, akhirnya adik saya yang pagi itu sudah berencana untuk pergi berenang bersama temannya langsung membatalkan dan mengantarkan saya ke rumah Dhinda. Sampai dirumah duka, disana sudah ramai, tidak lama kemudian jenazah datang.
Saya rasa tidak perlu diceritakan bagaimana keadaan disana, keadaan hati saya, hancur! Katakan ini sedikit berlebihan, tapi ini yang saya rasakan. Dhinda, sahabat yang sudah saya anggap seperti adik saya, karena usia kami terpaut 4 tahun. Sahabat yang masih memberi saya kabar tadi pagi, sahabat yang selalu membawa hal yang positif di dalam hidup saya, adik yang selalu memberikan ruang untuk tempat bercerita, sahabat yang selalu ada, selalu menghibur, pribadi yang periang, bahkan sekalipun ada orang yang jahat sama dia.
Sudah setahun kepergian Dhinda, seperti ada yang hilang juga dalam hidup saya. Sebisa mungkin, seminggu sekali saya datang ke makam. Sampai suatu malam Dhinda datang ke mimpi saya, terlihat seperti nyata, sampai saat bangun tidur, mata saya sudah basah dengan air mata. Ahhh.. tidak bisa untuk tidak menangis kalau saya harus bercerita tentang dia. Terlalu banyak cerita diantara kami, semoga selalu dikenang sepanjang hidup saya.
Semoga tenang di tempat yang baru, Sayang. Inshaa Allah, doa ku tidak pernah putus untuk kamu. Ketemu di Jannah kelak, Aamiin...♡
No comments
Post a Comment