Saturday, 20 May 2023

Menerima

2022 menjadi tahun yang cukup sulit untuk saya, menunggu untuk akhir yang ternyata diluar ekspektasi. Menjadi apapun asal bisa didengar, dilihat dan diakui keberadaannya. Kecewa yang membuat saya belajar untuk tau apa yang diri ini mau. Selalu merasa kurang dan tidak cukup, sampai akhirnya saya belajar untuk menerima. Mau berusaha sekeras apapun usaha saya untuk menyikapi seseorang, mau sebaik apapun saya menjaga perasaan seseorang, ketika dia masih hidup di masa lalunya ya saya yang akan kalah. Saya memutuskan untuk pergi, karena pada akhirnya, saya tidak pernah menemukan dimana ujung cerita ini.

"Jangan pernah memulai hubungan baru jika hatimu belum selesai dengan masalalu, jangan jadikan orang baru untuk kamu jadikan korban patah hatimu", nasihat teman yang selalu saya ingat. Sampai sebelum saya menerima orang baru, saya memastikan kalau saya sudah selesai dengan semuanya. Saya menjadi pribadi yang menutup diri untuk orang lain. Bukan karena saya belum selesai, saya hanya takut untuk melewati critical time, hehe. Karena yang sudah - sudah saya butuh waktu lama untuk bisa kembali.

Sampai akhirnya Tuhan mendatangkan orang baru. Kembali meragukan kesiapan diri saya untuk memulai, tapi saya percaya ini cara Tuhan menyembuhkan. Dengan orang baru juga saya berusaha untuk memantaskan diri saya. Bukan merubah diri saya untuk orang lain, hanya saja saya memantaskan diri saya untuk dicintai tanpa tapi. Saya sadar membuka hati untuk orang baru pasti tidak mudah, memulai dari awal untuk belajar memahami, membangun perasaan dan rasa percaya dan mengenal satu sama lain. Banyak pertimbangan sampai saya berani memilih langkah ini, sampai akhirnya saya berpikir bahwa langkah ini semoga yang terbaik.

Saya mendapatkan teman baru untuk mengadu, bertukar pikiran, dan saling mendukung satu sama lain. Walaupun kami masih belajar untuk menerima dengan kebiasaan satu sama lain. Hidup saya yang tadinya untuk diri saya sendiri, sekarang mulai belajar untuk membagi. Masalalu yang tidak baik kadang membuat saya menjadi cukup egois, rasa ingin memiliki yang berlebihan, rasa takut untuk ditinggal dan "dilupakan". Saya harus belajar untuk kontrol diri saya, menyadari bahwa semua orang tentunya tidak sama. Tuhan baik dengan mendatangkan orang yang cukup sabar, ralat, sangat sabar.

Sampai hari ini saya masih terus belajar mengerti dan memahami bahwa memang kehadiran setiap orang di hidup saya selalu membawa ceritanya masing - masing. Selalu ada pendewasaan disetiap momennya. Saya tidak akan berekspektasi apapun dengan orang baru, karena sesungguhnya berharap yang terbaik ya sama Tuhan. "Biarkan takdir berjalan sebagaimana yang Allah tetapkan untukmu, semoga saja ia berjalan sebagaimana yang diharapkan hatimu". 

Ntah apa rencana Tuhan selanjutnya, tapi saya percaya, akan ada hal baik untuk saya yang sudah disiapkan Tuhan dengan atau tanpa dia. 


Been a long time, selamat malam minggu, semua!ʕ•̫͡•ʔ
Roro Sekar.

No comments

Post a Comment

© Head over Heels
Maira Gall